Jumat, 17 Januari 2014

Mengatasi Kekecewaan

Banyak hal bisa membawa kekecewaan. Biasanya karena ada gap antara keinginan dan kenyataan. Antara rencana dan realisasi. Mungkin di awal tahun 2013 kita berencana akan melakukan ini itu dan ingin bisa punya pencapaian ini dan itu. Tapi di akhir tahun kita lihat lagi dan jadi kecewa karena mungkin belum mendapat kerjaan yang diingini, belum punya pacar, belum punya anak, belum dapat beasiswa, belum naik gaji dan sebagainya. 

Jarak antara rencana dan kenyataan tidak selalu berarti hal yang buruk. Yang lebih penting adalah bagaimana cara mengatasi kekecewaan kita itu. Beberapa di antara kita sudah mengibarkan bendera putih. Beberapa masih berusaha keras. Beberapa berusaha terlalu keras. 

Bagaimana cara mengatasi rasa kecewa dengan baik? Ada beberapa hal yang perlu dipahami alam bawah sadar kita.

1. Ef 2:10
Karena kita ini buatan a  Allah, diciptakan b  dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, c  yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.

Kita ini buatan tangan Tuhan. Tuhan bekerja di dalam kita dan melalui kita. Jangan-jangan kekecewaan muncul karena target yang kita buat adalah hasil dari melihat kesuksesan orang lain lalu kita membanding-bandingkan diri kita dengan mereka. Kita menjadi lupa semua adalah anugerah Tuhan semata. 

Target juga hendaknya jangan dibuat semata-mata berdasarkan ekspektasi orang lain terhadap kita. Misalnya sebut saja Andy. Andy adalah seorang konsultan pajak yang handal. Padahal dulu orang tuanya ingin dia menjadi dokter. Jadi setiap orang itu berbeda-beda karena rencana Tuhan berbeda-beda pada setiap orang. 

2. 1 Kor 15:9-10
15:9 Karena aku adalah yang paling hina dari semua rasul, o  bahkan tidak layak disebut rasul, sebab aku telah menganiayap  Jemaat Allah. q  15:10 Tetapi karena kasih karunia r  Allah 1  aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku s  tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; t  tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku. u 

Ayat di atas menguatkan kita untuk tetap mengandalkan rahmatNya. Semua karena anugerahNya. "I am what I am by the grace of God". Bukan berarti kita malas-malasan. Paulus dalam hidupnya adalah orang yang sangat sibuk. Dulu tidak ada mesin ketik. Ia menulis surat-surat yang panjang kepada jemaat-jemaatnya yang tersebar di berbagai daerah dan surat itu tidak dikirim dengan pesawat terbang. 

Jadi adalah karunia Tuhan yang bekerja di dalam kamu. Saya berdoa agar kita semua dapat MELIHAT bagaimana Ia bekerja di hidupmu di tahun 2014 ini. 

Tidaklah baik bermegah karena usaha kita sendiri. Karunia Tuhan itu sebenarnya kita tidak layak menerimanya, ia tidak terselami oleh nalar. Tapi ia adalah hadiah dari Tuhan. 

3. Mat 11:28-30
11:28 Marilah kepada-Ku 1 , s  semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan t  kepadamu. 11:29Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, u  karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu v  akan mendapat ketenangan. 11:30 Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan. w "

Unforced rhythm of grace: irama kasihNya tanpa paksaan. Kasihnya menjamah siapa saja yang datang kepadaNya dan menerimaNya.

Yang pasti Tuhan menciptakan manusia bukan untuk menderita tetapi untuk pekerjaan yang baik. Jadi nikmatilah hari-hari dalam kasihNya. 

#Pada akhirnya jika kita mengerti bahwa semua ini bukan lagi tentang kita melainkan bagaimana anugerahNya bekerja dalam kehidupan kita, kita tidak akan berlama-lama berada dalam kubangan rasa kecewa. 

Selamat mengenal dan berjalan dalam anugerahNya ^^

-Diterjemahkan dari khotbah Pastor George, 29 Des 2013, Sydney Hillsong-




Kamis, 29 Agustus 2013

Stop "Ngomong Doank"

Hubungan manusia-Tuhan seringkali diibaratkan dengan hubungan sepasang kekasih, meski tidak selalu sama percis tapi kemiripan di antara keduanya menyebabkan sah-sah saja merumpamakan dua hal yang berbeda ini.

Pernah punya kekasih yang kamu pikir kamu mau buktikan cintamu akhirnya bukan hanya dengan kata-kata manis apalagi sebatas rayuan gombal plus mimpi-mimpi yang seakan angan yang ketinggian? Pernah akhirnya setelah "mungkin" beberapa kali pacaran akhirnya kamu dapatkan seseorang yang kamu bawa dalam doa kepada Tuhan, "Jika dia jodohku dekatkanlah, jika tidak, jauhkanlah"?

Kamu cukup serius dengannya sampai-sampai kamu mendoakannya. Mungkin selama ini kamu pacaran hanya karena sayang lalu kamu lupa dengan Tuhan. Tapi kali ini kamu dengan lebih sadar melibatkan-Nya. 

Lalu pada suatu tahap kamu merasa sangat sayang dan anehnya kali itu kau tak dapat mengungkapkannya dengan kata-kata. Tidak hanya "sekedar" dengan kata-kata. 

Kamu mau berbuat semua yang baik, kamu berusaha berubah menjadi orang yang lebih baik, demi dia. Demi apapun yang terjadi di akhir cerita, yang penting kamu telah membuktikan cintamu, bukan hanya "Ngomong Doank". 

Nah seperti itulah hubungan kita dengan Tuhan, sesama, orang tua, dan negara. Kita "perlu" (bukan "harus") stop "Ngomong Doank".

Kita perlu berhenti menyakiti orang-orang terdekat dengan harapan palsu dan omong kosong. Di sini tidak dikatakan kata-kata itu tidak perlu. Kata-kata manis itu sangat diperlukan untuk menciptakan keharmonisan. Tetapi budaya hanya berkata-kata tanpa tindak lanjut itulah yang perlu direm lalu lama-lama dihilangkan.

Budaya jelek itu perlu hilang untuk kebaikan dirimu sendiri, orang lain dan akhirnya membuat Tuhan tersenyum. Contoh tindakan-tindakan itu bisa seperti:

1. Bekerja secara efisien dan baik 
2. Memahami mata kuliah dengan baik
3. Aktif di lingkungan yang positif 
4. Tetap mengembangkan diri, tidak putus asa, tetap berusaha, dan tidak galau terlalu lama
5. Mengusahakan keharmonisan keluarga (anak, orang tua, dan saudara)
6. Menjadi pribadi yang ceria


"Space between dream and reality is called action."
"Ruang antara mimpi dan kenyataan disebut tindakan."

"Di dalam banyak bicara pasti ada pelanggaran, tetapi siapa yang menahan bibirnya, berakal budi" - Amsal 10:19

Kompa GKIS don't own the picture
(SR)