Kamis, 29 Agustus 2013

Stop "Ngomong Doank"

Hubungan manusia-Tuhan seringkali diibaratkan dengan hubungan sepasang kekasih, meski tidak selalu sama percis tapi kemiripan di antara keduanya menyebabkan sah-sah saja merumpamakan dua hal yang berbeda ini.

Pernah punya kekasih yang kamu pikir kamu mau buktikan cintamu akhirnya bukan hanya dengan kata-kata manis apalagi sebatas rayuan gombal plus mimpi-mimpi yang seakan angan yang ketinggian? Pernah akhirnya setelah "mungkin" beberapa kali pacaran akhirnya kamu dapatkan seseorang yang kamu bawa dalam doa kepada Tuhan, "Jika dia jodohku dekatkanlah, jika tidak, jauhkanlah"?

Kamu cukup serius dengannya sampai-sampai kamu mendoakannya. Mungkin selama ini kamu pacaran hanya karena sayang lalu kamu lupa dengan Tuhan. Tapi kali ini kamu dengan lebih sadar melibatkan-Nya. 

Lalu pada suatu tahap kamu merasa sangat sayang dan anehnya kali itu kau tak dapat mengungkapkannya dengan kata-kata. Tidak hanya "sekedar" dengan kata-kata. 

Kamu mau berbuat semua yang baik, kamu berusaha berubah menjadi orang yang lebih baik, demi dia. Demi apapun yang terjadi di akhir cerita, yang penting kamu telah membuktikan cintamu, bukan hanya "Ngomong Doank". 

Nah seperti itulah hubungan kita dengan Tuhan, sesama, orang tua, dan negara. Kita "perlu" (bukan "harus") stop "Ngomong Doank".

Kita perlu berhenti menyakiti orang-orang terdekat dengan harapan palsu dan omong kosong. Di sini tidak dikatakan kata-kata itu tidak perlu. Kata-kata manis itu sangat diperlukan untuk menciptakan keharmonisan. Tetapi budaya hanya berkata-kata tanpa tindak lanjut itulah yang perlu direm lalu lama-lama dihilangkan.

Budaya jelek itu perlu hilang untuk kebaikan dirimu sendiri, orang lain dan akhirnya membuat Tuhan tersenyum. Contoh tindakan-tindakan itu bisa seperti:

1. Bekerja secara efisien dan baik 
2. Memahami mata kuliah dengan baik
3. Aktif di lingkungan yang positif 
4. Tetap mengembangkan diri, tidak putus asa, tetap berusaha, dan tidak galau terlalu lama
5. Mengusahakan keharmonisan keluarga (anak, orang tua, dan saudara)
6. Menjadi pribadi yang ceria


"Space between dream and reality is called action."
"Ruang antara mimpi dan kenyataan disebut tindakan."

"Di dalam banyak bicara pasti ada pelanggaran, tetapi siapa yang menahan bibirnya, berakal budi" - Amsal 10:19

Kompa GKIS don't own the picture
(SR)

2 komentar:

beri komentar sewajarnya.